Share This Blog

Kamis, 13 Oktober 2011

0

Love In Los Angels (My Novel, Part 4)

Posted in
“Oke, maafkan aku ya Michael, kalau pembicaraan tadi menyakitimu ”
“Ah gak apa2 kok.” Ucap Michael sambil tersenyum tipis.
“Hmm oh ya ini foto yg pernah kupecahin kemarin, maaf ya kalau kau enggak suka.” Sambil si Mytha menyerahkan foto yg sudah dipernak-pernik heboh.
Michael menahan tawa “Makasih ya, ngomong2 selain bodoh kau pintar juga ya.”
Si Mytha terpancing emosi ”Ohh…… jadi dari kemarin kau anggap aku ini bodoh ya ?”
“Habisnya…… kau selalu melakukan sesuatu yang bodoh menurutku. Sudah ah, kita kembali masuk ke mobil !”
Mytha kesel banget dikatain bodoh begitu sampai-sampai didalam mobil ia masih cemberut aja.
“Tu kan melakukan hal yang bodoh lagi, mana bisa dengan wajah yang seperti badut itu bisa menyelesaikan masalah.”
Mytha diam saja.
“Kalau kau masih cemberut, aku akan mengajak kau ke suatu tempat, mau ga’ ?.
“Kemana lagi ?.
“Udah kau ikut aja.”
“Hhhh Whatever.”
Setelah perjalanan yang menghabiskan waktu 20 menit itu berlalu, ternyata Michael mengajaknya bermain Snowboard di salju seperti dimimpinya beberapa hari yang lalu.Hal itu membuat Mytha tercengang dan enggak nyangka mimpi yang aneh itu jadi kenyataan.Michael mengajak Mytha bermain Snowboard, awalnya ia menolak tapi akhirnya mau karena terus dibujuk oleh Michael.
Beberapa menit kemudian terlihat Michael dan Mytha memakai baju khusus Snowboard.Tapi sepertinya Mytha kurang nyaman.
“I feel I can’t play this.”
“Ini mudah kok, nanti aku bisa ajarin kau main ini.Ayo ke atas bukit itu.” Michael mulai bergerak menaiki bukit yg tinggi itu,Mytha ikut membuntutinya Saat sampai di puncak bukit Michael menunjukkan cara-cara main Snoowboard. Saat sampai dibawah, Michael menunjukkan isyarat yang sepertinya menyuruh Mytha untuk turun berselancar,tapi Mytha hanya diam saja karena enggak ngerti apa maksudnya yang dilihat hanya tubuhnya saja tapi wajahnya Michael enggak kelihatan sama sekali.Michael terpaksa naik keatas bukit lagi.Tapi disangkanya Mytha, Michael pergi meninggalkannya dan terpaksa Mytha berteriak memanggil nama Michael tanpa peduli orang yang menolehnya.Tiba-tiba ada yang menutup mulutnya dari belakang yaitu Michael.
“Kau bisa diam tidak ? Sekarang aku sudah ada disampingmu.Kau itu memalukan.”  Ucap Michael berbisik dan masih menutup mulutnya Mytha. Mytha hanya mengangguk saja,tanpa ngomong satu kata apapun. Setelah itu Michael baru melepaskannya dan ia menggabungkan papan seluncur Mytha dan dirinya.
“Apa yg kau lakukan Michael ?” ucap Mytha dengan heran
“Sekarang aku akan mengajakmu bermain Snowboard berdua. Hitung maju 1,2,3 Go……!!”
Mytha kaget dan langsung berteriak saja,tapi baru jalan kebawah Michael dan Mytha tergelincir karena papan luncur yang dipasang Michael tadi lepas sehingga menyebabakan Michael memeluk Mytha untuk melindunginya.Mytha tambah panik,Akhirnya ia mengakhiri kepanikannya dengan berteriak sekencang-kencangnya sambil mememjamkan matanya. Sampai kebawah mereka dengan selamat masih berpelukan dgn posisi Mytha dibawah dan Michael diatas, Mytha yang masih merem tapi sudah tak berteriak lagi.Saat perasaan Mytha merasa sudah sampai tanah ia baru membuka mata,dan didepannya sudah ada Michael,tapi ia bukannya berteriak lagi malah diam saja soalnya ia berpikir ia sudah mati dan ia sekarang sudah ada disurga bersama malaikat.
Sambil berdiri Michael memegang telinganya “Teriakanmu bisa masuk rekor muri didunia.”
Mytha dengan bangga “Itulah kelebihanku.Eh malaikat ini yang namanya surga, tapi kenapa sama saja ya sama diduniaku yang dulu ? Lha kamu kok mirip sama sahabatku yang gila itu ?”
Michael pura2 kesel lalu mencubit pipinya Mytha, ”Hey, kau pikir ini surga apa ? Seenaknya aja bilang aku gila”
“What !? Berarti yang tadi kamu beneran dong ?”
Mengangguk sambil memalingkan muka “Huh, sudah cepat berdiri, kita cari bukit lain yang lebih rendah, disini terlalu sulit bagimu.”
Mytha terbengong-bengong dan menatap Michael yang mulai berjalan.
Michael menoleh kebelakang dan menarik tangannya Mytha “Hey ayo jangan diam berdiri disitu.”
Setelah medapatkan bukit yang lebih rendah daripada yang tadi. Michael menanatang Mytha untuk berselancar sendirian.Mytha pun menerimanya dengan gaya sok bisa.Tapi saat berseluncur ditengah kemiringan bukit Mytha terjatuh telungkup, sehingga wajahnya Mytha penuh dengan salju.Si Michael malah menertawakannya.
          “Kenapa kau tertawa ? ga’ ada yang lucu tau.” Ucap Mytha kesal.
          Masih tertawa “Hahaha…… Makannya jadi orang jangan sok-sokan bisa.”
“Daripada ngoceh panjang lebar sama dia mending coba bangun sendiri saja.” Gumam Mytha dalam hati.Tapi saat dicoba beberapa kali tetap tak bisa, sampai Michael menyamperinya.
          “Ayo bangun” ucap Michael.
Mytha jadi makin kesel,uluran tangannya Michael tadi ditarik ke bawah dengan tanggannya Mytha sampai mukannya Michael penuh dengan butiran salju. Michael membalas kelakuan Mytha dengan melemparkan bola salju ke muka Mytha yang ada disampingnya. Akhirnya mereka saling melempar bola salju sampai matahari tenggelam dan mereka berdua baru pulang.
Saat sampai dirumahnya Mytha ……
          Membuka pintu mobil “Goodbye Michael, see you again.”
          “Wait, I will say something for you !”
          “OK, tapi cepat sedikit ya. Nanti tanteku marah gara-gara pulangnya kemalaman.”
“Titip salam ya buat tantemu, terimakasih banyak. Oh ya besok kerumahku ya. Ada sesuatu yang mau ku bicarakan”
“Apa itu ?”
“Hmm ada deh…”
“Okay……” Mytha mau turun tertunda lagi.
“Wait……”
“Hhh Apa la…… gi…… ?” Mytha memberhentikan kata-katanya karena keningnya dicium Michael.
 Setelah itu Michael berkata “Thank you for all.” Mytha yang masih bengong enggak sadar turun dari mobilnya Michael, dan mobil itu langsung ngeloyor pergi meninggalkan Mytha yang masih bengong kayak patung.Saat sudah sadar kembali,ia langsung masuk rumah tanpa ingat kejadian yang tadi.

®

“Apa ? Ya aku akan beritahu segera !” Ucap Tante sambil menutup telepon. Dengan tergesa-gesa Tante masuk ke kamarnya Mytha. Saat itu Mytha sedang tengkurap di kasur sambil senyum-senyum sendiri menatap butiran-butiran salju yang ada di luar sana.
“Baakk” terdengar suara pintu dibuka dgn keras, Mytha kaget melihat wajah tantenya yg begitu pucat.
“Ta, ibumu……” Ucap tante menggantungkan kata-kata
Mytha bangun dari kasurnya, badannya menjadi lemas. Membayangkan ada sesuatu yang telah terjadi pada ibunya. “A… ada apa denganya ?”
Dengan segera Mytha buru-buru ke bandara balik ke Jakarta, selama diperjalanan Mytha hanya bengong memikirkan ibunya. Sesampai di bandara Jakarta, Mytha langsung ke rumah sakit menjenguk ibunya. Sambil berlinang air mata, Mytha  melihat ibunya terbaring lemah diatas kasur dengan banyak perban ditubuhnya.
“Ibu……” Isak tangis Mytha sambil duduk disamping ibunya.
“Kau tak perlu khawatirkan ibu sayang. Ini hanya kecelakaan”
“Kecelakaan bagaimana ? Lihat ibu dibakar oleh tangan ayah sendiri. Kini perbuatan Ayah tak bisa kumaafkan ! Mulai detik ini juga aku bukan anak Ayah, aku adalah anak Ibuku !” Ucap Mytha sambil memegang tangan ibunya
“Dengar baik-baik nak, ayahmu memang bukan ayahmu, dan ibumu ini bukanlah ibumu yang sebenarnya.”
“Jangan bicara seperti itu.”
“Suatu saat nanti kau akan menemukan yang sebenarnya nak. Ibu percaya padamu, jadilah anak yang berguna bagi semua orang. Ingat baik-baik pesan ibu ya.”
“Ibu, ibu, jawab aku !” Ucap Mytha berteriak
Tangan ibunya kini tidak menggengam tangan Mytha lagi, alat pendeteksi jantung pun menggambarkan detak jantungnya sudah tidak ada. Sambil tak percaya Mytha membangunkan ibunya, tapi tak bangun-bangun sampai sang dokter dan suster masuk ke ruangan itu, dan menyeret Mytha keluar. Kini Mytha tak bisa menahan tangis kesedihannya, ia berada diluar ruangan itu sendirian, tak ada yang bisa menenangkannya. Yang ia pikirkan  kenapa ibunya bicara seperti itu ? dan bagaimana hidupnya nanti jika ia tanpa ibunya ?.
“Kalau kau menangis begitu, tak akan ada gunanya !” terdengar suara yang tidak asing lagi bagi Mytha, dengan cepat Mytha menoleh, ternyata Michael. Dengan lemas Mytha mengambil sapu tangan yang sejak tadi disodorkan oleh Michael.
“Aku terlambat ya ? Maafkan aku.” Tanya Michael sambil memeluk Mytha untuk menenangkannya
“Tidak, kau datang tepat waktunya Michael. Tapi kenapa kau ada disini ? Bagaimana kau tahu kalau aku ada disini ?”
Belum sempat menjawab, sang dokter keluar dari ruangannya “Maaf, kami tak bisa menolong ibu anda. Kami turut berduka cita.”
Mendengar perkataan sang dokter, Mytha langsung melarikan diri keluar dari rumah sakit sambil menangis. Ia berpikir hanya ingin pulang saja berharap ibunya berada dirumah meyakinkan kalau kejadian ini bohong. Saat diperjalan, Mytha melihat Ayahnya yang sedang minum bir di pinggir jalan sendirian. Dengan geram Mytha menyamperinya.
“Ayah ! Apa yang kau lakukan dengan ibuku ? Ayo jawab !”
“Oh ternyata kau, ayo ikut aku !” Ucap Ayahnya sambil menarik tangan Mytha.
“Jawab aku dulu Ayah !”
“Ooo Baiklah, aku sengaja membakar ibumu karna kau keluar rumah. Kan sudah kubilang kau dirumah saja. Dan ku buat kau jadi taruhanku, dan aku akan mendapatkan uang yang banyak ha ha ha” Ucap Ayahnya setengah mabuk
Mendengar perkataan itu, tak segan2 Mytha menampar Ayahnya dengan keras sambil menangis lagi. “Kau pikir dengan uang kau bisa bahagia ? Mulai hari ini aku bukan anak Ayah ! Aku benci Ayah !” Ucap Mytha mulai mau pergi tapi Ayahnya begitu sergap,  ternyata Ayahnya membawa dua temannya, dengan segera mereka menyeret Mytha ke dalam mobil. Mytha berusaha berteriak minta tolong, tapi apa daya ia tidak berada di kearamaian.
“Tunggu !!” Semua menoleh kearah suara itu. Lagi-lagi si Michael datang menolong Mytha.
“Jangan mendekat Michael, cepat lari !!” Teriak Mytha, tapi Michael tetap tak mau lari.
“Mau apa kau kemari, mau mati ?” ucap salah satu teman Ayahnya Mytha.
Dengan santai, Michael mengeluarkan 1 pack uang dolar yang tebal dibalik saku jaketnya Michael “Aku akan membeli perempuan itu, kau tertarik dengan tawaranku ini ?”
Ayahnya Mytha mengambil uang ditangannya Michael, menghitung dan mengecek uangnya. Tak lama, ia menyuruh temannya untuk menyerahkan Mytha. Sebelum pergi Ayah yg jahat itu berteriak “Asal kau tau saja, aku bukanlah Ayahmu !”
Perlahan dada Mytha terasa sakit karena masih tak percaya apa yang dikatakan kedua orang tuanya, seketika ia tergulai lemas sambil meneteskan air mata, dan ia nyaris pingsan. Untung saja Michael memegangnya dan membawanya pergi jauh dari sana dengan mobil ferarinya.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...