Share This Blog

Minggu, 25 September 2011

0

Love in Los Angels (My Novel, Part 3)

Posted in
“Heh, tadi aku yang pegang duluan jadi aku yang minum duluan.” Ucap Mytha berusaha menarik cangkir itu.
“Enak saja, kan aku yang ingin duluan.”
“Sebagai tuan rumah dan yang paling besar bukankah harus mengalah dengan tamu dan bukankah tamu adalah raja ?”
“Huu dasar anak kecil, katro. gak pernah minum coklat panas sih.” Ucap Michael meledek Mytha sambil mengambil coklat panas yg lainnya.
 Mytha mengacuhkan perkataannya Michael dan menyeruput coklat panas yang tadi diperebutkan oleh Mytha dan Michael “Mmm…… delicious. Coklat darimana ini ?”
“Coklat ini asli dari Switzerland loh.”
Mytha kaget, karena coklatnya dari Switzerland, dan hampir saja ia mau tersedak saat menikmati coklat panas yang enak itu, Michael melihat Mytha sambil tersenyum,Mytha pun memergokinya
“kenapa kau melihatku seperti itu lagi ? Aku sudah tau kok mukaku jelek”
“Haha mang udah jelek kok. Lihatlah mulutmu yg belepotan seperti badut itu, haha !” Ucap Michael sambil tertawa
“What !?” Kaget si Mytha, andai saja kalau kulit dia putih tentu akan kelihatan merona merah di pipinya tanda ia malu. Tapi untungnya kulitnya enggak putih, jd ga’ akan terlihat merona merah dipipinya.
Sejenak Michael mengambilkan saputangan lalu membersihkan mulut Mytha yang belepotan. Mythapun kaget, dengan lemas mengambil saputangan dari Michael.
“Thanks. Mmm…… Kau dsini tinggal sama siapa aja ?” Tanya Mytha
“Hmm kayaknya cuma aku dan anak2 yg tinggal di Neverland ini.”
“Hah serius ? memang keluarga mu enggak ada ?”
“Keluargaku ada sih tp tidak disini. Alasan aku tinggal disini karena aku ingin mempunyai banyak teman-teman, sehingga aku tak kesepian.”
“Ohh,, lalu perempuan itu siapa ? sepertinya kalian berdua mesra sekali.” Ucap Mytha basa-basi walaupun sebenrnya dia tahu, siapa perempuan itu.
“Itu pacarku.”
“Ohh…” dengan cepatnya Mytha menghabiskan coklat panasnya, saat dia melihat jamnya. Ternyata udah siang. Buru2 Mytha ingin cepet pulang, takut ntar dicariin tante dan omnya. “Ehh, aku pulang dulu ya daahh..”
 “Tunggu, jangan pergi dulu !” Cegat Michael dengan menarik tangan Mytha, lagi-lagi ia selalu menarik tangannya dengan erat sekali dan slalu membuatnya deg2an
“Ihh, lepasin. Sakit tau”
“Aku tak akan melepaskanmu.” Menatap mata Mytha pertanda ia memohon,dan itu membuat hati luluh Mytha.
“Mau apa lagi sih ?”
“Judes amat sih. Mau ku antar sampai ke rumahmu tidak ?” Tawar Michael
“No, thanks. Rumahku bukan disini. Sudah lepaskan aku !”
“Lalu ?”
Mytha hanya terdiam.
“OK, no problem. Bagaimanapun juga kau tak akan bisa keluar dari sini. Karna aku memegang kuncinya.” Michael menggoyang2kan kuncinya diatas  kepala Mytha sambil tersenyum lebar.
“Sial…… Ok, ok aku akan terima diantar denganmu” Ucap Mytha terpaksa.
Sambil menarik tangan Mytha, mereka menuju ke parkiran mobil yg amat sangat luas. Lalu Michael menaiki mobil ferari yg super mewah, sebelumnya Michael mempersilahkan Mytha duduk di mobilnya.
“Akhirnya kau mengalah juga haha”
“Bukan mengalah tapi terpaksa.
“Dimana rumahmu ?”
          “Di Indonesia.”
“What !?” si Michael tersontak kaget dan tiba2 mengerem mobilnya mendadak dan menoleh ke arah Mytha sambil terhera-heran.
          “Kau kan sudah berjanji mengantarkanku sampai kerumah.Berarti kau harus tanggung jawab dong sama janjimu itu.” Ucap Mytha dengan gaya sok marah2, padahal dia pengen ketawa.
“Really !? Kenapa enggak bilang dari tadi ?”
“Haha, aku tak tahan melihat wajahmu yg seperti itu. Seperti orang hilang yg lupa arah haha.”
“Kau bercanda ya ?”
“Haha, oh ok,ok. Sebenarnya aku sedang berlibur dirumah tanteku yg rumahnya tidak jauh dari sini.”
“You, arghh. Akan kubalas kau” Ucap Michael malu, sambil memulai menyetir mobilnya.
“Coba saja kalau bisa wee…” Ledek Mytha
“Yasudah, dimana rumahnya ?”
“Yang itu, yang pagarnya berwarna biru.”
“Oh……” Dengan segera Michael membanting setir mobilnya ke kanan, lalau berhenti tepat didepan pagar hijau yg ditunjuk Mytha tadi.
“Thanks buat tumpangannya.” Ucap Mytha tersenyum sambil menuruni mobil ferari mewahnya Michael.
“No problem. Lain kali sering-sering kerumahku ya
“Tak akan, aku kapok kerumah kau, yang ada aku sering dikerjaiin.Kalau begitu ya sudah ya Dahh
Michael terbengong-bengong mendengar perkataan Mytha tadi tapi akhirnya ia pulang juga.Sedangkan Mytha disambut tantenya dengan sangat gembira, yang sedari tadi melihat Michael dan Mytha diluar sana.
“AAAAA Mytha kau ketemu Michael ya ? Tolong kenalin dong!” Teriak Tantenya sambil memeluk Mytha.
“Tante kok gitu amat sih,dia kan cuma temen yang nyebelin banget.”
“Oh my god, kalian sudah saling kenalan dan jadi temen.Eh gimana caranya jadi temennya ?”
“Ihh tante lebay deh memangnya dia siapanya tante sih ?”
“Ya ampun Mytha kamu ternyata masih belum sadar juga ya, dia itu yang kita bicaraiin kemarin sore.”
“Apa ? Enggak mungkin. Orangnya biasa2 begitu, g ada istimewanya ah”
“Wah parah, lihatlah dia itu sgt manis tau. Emang susah ngomong sama kamu, harus panjang lebar.Ya sudah kalau kamu masih belum percaya tanya saja sama orangnya.Sudah ah tante mau masak dulu.”
“Apa !? Tante belum masak ?”
“Iya memangnya kenapa ? Tante sudah biasa begini kok.”
Mytha cuma mesem dan mulai mengingat-ingat kejadian yang tadi ia lakukan dengan Michael, tapi yang ia ingat hanya percakapan didalam ruangan yang aneh tadi.Mytha berfikir lagi daripada pusing mikirin itu mending benahin fotonya Michael yang tadi aja.Sambil memegang sakunya yang berisi foto ternyata ada saputangan Michael yang lupa ia kembalikan.
“Ya ampun kenapa aku lupa mengembalikannya.Tapi lumayan buat kenang-kenangan.” Gumam Mytha sambil menyimpan saputangan itu dikamarnya, setelah itu ia mulai mencari barang pernak-pernik lalu ia hiasi fotonya dengan pernak-pernik itu.

®

B
eberapa hari kemudian, pagi-pagi bel pintu berbunyi lama sekali, karena daritadi tak ada yg membukanya akhirnya Mytha membukakan pintu. Saat membuka pintu……
“Good morning.” Ucap tamunya.
“Michael !?” Kaget si Mytha
“Ayo ikut aku !” Ucap Michael sambil menarik tangan Mytha.
” Wait, aku ga’ bisa. Belum tentu aku diijinin sama tanteku untuk keluar”
“Sudah sana ikut saja dan jangan lupa oleh-olehnya ya” Ucap tante Mytha yg tiba2 nongol di depan pintu.
“Haa…” kaget Mytha mendengar itu.
Michael langsung membawa Mytha masuk ke dalam mobil ferari mewahnya yg kemaren, lalu mengucapkan “Thanks aunt Mytha, Dahh!” ucap Michael sambil melambaikan tangan dan tersenyum manis kearah tantenya Mytha. Tante Mytha langsung bengong.
Di dalam mobil Mytha hanya diam sehingga suasana hening menyelimuti mereka.
“Ga’ biasanya kau begini, kau lagi ada masalah ? Kalau kau punya masalah ceritakanlah padaku mungkin aku bisa membantumu.” Ucap Michael memulai pembicaraan.
“Ehm nothing Sir.” Ucap Mytha pelan.
Sambil tertawa Michael berkata “Ya ampun Mytha kamu kenapa sih kamu itu bukan pembantuku. Dan lagipula aku belum setua itu kali, aku masih muda. Ah dasar haha .”
“Tapi kau seorang artis yg terkenal.”
Michael jadi tertawa terpingkal-pingkal “Aduhh Mytha kamu itu ya benar-benar deh. Kamu itu sudah kuanggap sahabat sendiri, jadi panggil namaku saja.Hahahaha……”
“Sahabat ? Jangan bercanda, kita kan baru kenalan kemarin.”
“Kenapa ? Jujur saja, sejak pertama kali kita bertemu rasanya aku seperti menjumpai seseorang yg udah lama ga’ kutemuin.”
“Huh dasar gombal. By the way mau kemana kita ?”
“Ada deh.”
“Huh OK, up to you.”
Akhirnya mobil ferarinya Michael berhenti juga. Disana tertulis Panti Asuhan Children. Disana keadaannya sangat menyedihkan,atapnya seperti mau roboh, catnya kusam, taman bermainnya sudah tak layak pakai, dan tempatnya terlihat kecil. Tp anak2 panti asuhan disana tetap bermain dengan gembira.
“Mau apa kita kesini Michael ? Bukankah anak kecil dirumahmu udah cukup banyak ?”
“Aku ingin menyumbang dipanti asuhan ini. Kau ga’ bisa lihat bagaimana keadaan panti asuhan ini ?”
Mytha enggak percaya. Jaman skarang jarang sekali orang kaya yg masih peduli yg seperti ini. Mytha jadi kagum
“Kau sangat dermawan, jarang ada orang yg seperti kau.”
“Hehe thanks.”
Disana Mytha dan Michael bergembira dengan anak-anak panti asuhan sesekali sambil berfoto dengan anak panti asuhan itu, lalu menyumbangkan dana. Ternyata benar-benar menyenangkan, dan dihati Mytha, ia yakin Michael bukanlah orang jahat. Lalu mereka membeli dua gelas teh hangat dan pergi ke taman yg tak jauh dari panti asuhan itu. Disana ada kolam yang airnya membeku dan diatas kolam itu ada jembatan kecil. Akhirnya mereka minum teh diatas jembatan kecil itu.
“Kau suka sekali ya sama anak-anak ?” Ucap Mytha memulai pembicaraan.
“Hmm sebenernya ga’ terlalu sih, cuma melihat mereka bahagia, akupun merasa bahagia.”
“Mungkin kau ingin punya anak kali, kenapa tdk buat anak saja dengan pacarmu ?” Ucap Mytha polos.
Michael tersedak. “Ngawur kamu. Aku masih muda tau, umurku masih 18 tahun. Lagipula aku masih ingin berkarya, walaupun sebenarnya aku bosan.”
“Kenapa ?”
“Kau tau ? Sejak kecil aku dipaksa menyanyi oleh ayahku. Jika aku ga’ melakukannya aku akan dihukum. Sampai2 aku ga’ bisa merasakan masa kanak-kanak ku hanya demi meneruskan adat keluargaku. Sehingga aku merasa selalu sibuk di sepanjang kehidupanku ini.”
“Tapi itu semua pasti demi kebaikanmu dan orang lain kan ? Lihatlah dirimu perjuanganmu membuahkan hasil yang luar biasa.”
“Kau tak akan mengerti……”
Hening………
Mytha melihat kewajah Michael yang berada disampingnya, tatapan matanya kosong. Mytha jadi merasa bersalah.
(To Be Continued)

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...